Langsung ke konten utama

Seputar Manajemen Risiko Operasional


Dalam mengelola risiko operasional yang baik, maka kita perlu memahami risiko operasional secara end to end melalui pertanyaan apa (what), siapa (who), kapan (when), dimana (where), dan bagaimana (how).

Apa itu Risiko?

Secara umum, risiko adalah potensi kerugian (finansial/non-financial) bagi Bank akibat terjadinya suatu kejadian (event).

Mengacu pada ketentuan Bank Indonesia PBI No 5/8/PBI/2003 dan perubahannya No 11/25/PBI/2009 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, terdapat 8 (delapan) risiko yang harus dikelola bank salah satunya adalah risiko operasional.


alt 8 jenis risiko
8 Jenis Risiko
Risiko operasional adalah risiko yang antara lain disebabkan ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional Bank.
Berikut penjelasan dari 4 faktor penyebab risiko :
 
 
 
Siapa itu Risk Owner?
Setiap orang adalah pemilik risiko (Risk Owner). Di dalam perusahaan, setiap divisi bahkan setiap pegawai merupakan Risk Owner atas aktivitas pekerjaan yang dilakukan.
Dimana dan Kapan Risiko Operasional terjadi?
Risiko dapat terjadi kapan saja dan dimana saja termasuk dalam pekerjaan
 
Bagaimana Cara Mengelola Risiko?
Dalam dunia perusahaan khususnya perbankan, perlu diterapkan manajemen risiko operasional dalam memitigasi kerugian (impact) yang akan muncul dari suatu risiko.
Terdapat 4 tahapan siklus pengelolaan Manajemen Risiko Operasional diantaranya :
1.      Identifikasi Risiko
Proses yang dilakukan untuk mengetahui risiko yang melekat pada aktivitas di suatu unit kerja. Proses ini harus memperhatikan factor-faktor penyebab risiko (penjelasan detail factor penyebab risiko dapat discroll di atas)
 
2.      Pengukuran Risiko
Setelah mengetahui risiko yang ada, maka dilakukan pengukuran risiko untuk memastikan seberapa besar dampak dari setiap risiko terhadap kegiatan operasional Bank.  
 
3.      Pemantauan Risiko
Pemantauan risiko dilakukan secara periodic terhadap risiko yang telah teridentifikasi melalui review serta melakukan pemantauan terhadap indicator utama (key risk indicator) sebagai peringatan awal (early warning signal) terhadap besarnya potensi kerugian signifikan.
 
4.      Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko (control) terdiri dari beberapa tipe yaitu :
a.      Preventive Control
Adalah suatu langkah pencegahan yang diambil sebelum terjadinya event.
 
Contoh : Penerapan prinsip dual control (check & recheck oleh supervisor), penyusunan standar prosedur operasional, dsb.
b.      Detective Control
Adalah suatu langkah mendeteksi kesalahan dan penyimpangan yang telah terjadi.
 
Contoh : proses rekonsiliasi yang dilakukan oleh Bank atas suatu transaksi yang telah terjadi.
c.       Recovery Control
Adalah langkah untuk mengurangi pengaruh dari suatu event yang hilang melalui prosedur recovery.
 
Contoh : Memperbaiki data yg hilang karena terkena virus 
 
Penerapan manajemen risiko operasional yang efektif ini perlu didukung oleh peningkatan kesadaran pegawai (Risk Awareness).
In the End,,,
Risiko bukanlah hal yang perlu ditakuti, tapi risiko adalah hal yang perlu kita hadapi J


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanaman dapat Mendengar Perkataan Manusia

Pada awalnya saya tidak terlalu percaya dengan hal ini. Namun pagi ini saya melihat sendiri bahwa perkataan yang saya sampaikan kemarin kepada tanaman saya ternyata sangat menimbulkan efek.  Seminggu terakhir saya melihat tanaman saya layu seperti padi yang merunduk. Padahal saya selalu meletakannya di tempat yang terkena sinar matahari, cara merawatnya pun tetap sama dengan disiram setiap hari. Lalu teman saya menyampaikan bahwa tanaman perlu diajak bicara. Saya coba teori itu dan saya ajak bicara kata-kata positif kepada tanaman saya. Saya ucapkan perkataan terimakasih, permohonan maaf karena tidak merawat dengan baik dan saya menyampaikan bahwa tanaman ini sudah seperti teman saya selama saya di ruang kantor.  Hasilnya di hari ini, saat saya masuk ke ruangan, ternyata tanaman itu tumbuh tegak, padahal masih di posisi yang sama dan bahkan belum disiram. Sebelum diberi kalimat positif x Setelah diberi kalimat positif Ternyata menurut laporan the Age, para ahli botani mengemu...

Transformasi Peran Pimpinan dalam Menghadapi Era Digital

Dunia sedang mengalami perubahan radikal dan disrupsi terutama dari sisi digital. Bahkan saat ini, bertemu di dunia maya sudah bukan sesuatu yang asing, kalimat metaverse pun sudah sesuatu yang lumrah dan menjadi proyeksi bisnis yang menjanjikan. Tentunya hal seperti ini perlu disikapi dengan baik dan menuntut pendekatan baru terhadap pola kepemimpinan dan strategi bisnis. Saat ini juga generasi milenial mendominasi angkata kerja di Indonesia. Hal ini didukung dengan usia yang masih sangat produktif untuk bekerja. Generasi ini memiliki perspektif yang berbeda dalam bekerja. Sumber : Millennials in the workplace- www.adperfect.com, 2019 Lalu, Bagaimana Peran Pimpinan? Dengan kondisi seperti ini, maka mendorong perubahan cara kepemimpinan untuk mampu beradaptasi dengan perubahan. Terdapat 2 gaya kepemimpinan menurut Stephen J Skripak (Fundamental of Business) yaitu : transactional & transformational leadership.  1. Transactional Leadership  Pemimpin transaksional menjalanka...