Langsung ke konten utama

Tanaman dapat Mendengar Perkataan Manusia

Pada awalnya saya tidak terlalu percaya dengan hal ini. Namun pagi ini saya melihat sendiri bahwa perkataan yang saya sampaikan kemarin kepada tanaman saya ternyata sangat menimbulkan efek. 

Seminggu terakhir saya melihat tanaman saya layu seperti padi yang merunduk. Padahal saya selalu meletakannya di tempat yang terkena sinar matahari, cara merawatnya pun tetap sama dengan disiram setiap hari. Lalu teman saya menyampaikan bahwa tanaman perlu diajak bicara. Saya coba teori itu dan saya ajak bicara kata-kata positif kepada tanaman saya. Saya ucapkan perkataan terimakasih, permohonan maaf karena tidak merawat dengan baik dan saya menyampaikan bahwa tanaman ini sudah seperti teman saya selama saya di ruang kantor. 

Hasilnya di hari ini, saat saya masuk ke ruangan, ternyata tanaman itu tumbuh tegak, padahal masih di posisi yang sama dan bahkan belum disiram.

Sebelum diberi kalimat positif

x

Setelah diberi kalimat positif

Ternyata menurut laporan the Age, para ahli botani mengemukakan, sebagaimana yang dimuat di Scientific Reports pada tahun 2016, bahwa tanaman balajar seperti hewan, yaitu melalui asosiasi. Tim peneliti menunjukkan akar tanaman kacang tumbuh ke arah suara air mengalir. Artinya, akar tersebut mampu merespons terhadap bunyi air.

Di Kalimantan, dinding belakang kantong bagian dalam milik tanaman karnivora kantong semar (Nepenthes hemsleyana) berevolusi untuk mencerminkan gelombang suara kelelawar. Suara ini mengundang kelelawar bertengger di kantong tanaman, dan kotorannya menyuburkan tanaman. 

Nepenthes hemsleyana dan kelelawar

Sebuah makalah tahun 2016 yang menyelediki hubungan akustik antara tanaman dan kelelawar mencatat bahwa spesies tanaman lain masih sekerabat, yang tidak bergantung pada kelelawar untuk pembuahan, tidak memiliki permukaan reflektif yang sama yang diketahui menarik mamalia terbang. Tentunya semua ini dapat embukktikan bahwa suara itu penting bagi tanaman. Tetapi mekanisme bagaimana tanaman dapat merasakan suara tetap misterius. 

Walaupun tanaman tidak memiliki saraf dan otak seperti manusia, tanaman ini merupakan makhluk hidup yang perlu dijaga. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat kita simpulkan bahwa tanaman dapat dengan jelas merespons rangsangan akustik tertentu dan terkadang dapat berkomunikasi secara kimiawi dengan berbagai bentuk kehidupan. 

Apabila kita renungi bersama, ketika kita setiap hari menyampaikan kalimat positif dengan tanaman kita maka secara alam bawah sadar kita pun akan terbawa positif dalam memulai hari dengan lebih semangat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seputar Manajemen Risiko Operasional

Dalam mengelola risiko operasional yang baik, maka kita perlu memahami risiko operasional secara end to end melalui pertanyaan apa ( what) , siapa ( who ), kapan ( when) , dimana ( where ), dan bagaimana (how). Apa itu Risiko? Secara umum, risiko adalah potensi kerugian (finansial /non-financial) bagi Bank akibat terjadinya suatu kejadian (event). Mengacu pada ketentuan Bank Indonesia PBI No 5/8/PBI/2003 dan perubahannya No 11/25/PBI/2009 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, terdapat 8 (delapan) risiko yang harus dikelola bank salah satunya adalah risiko operasional .  8 Jenis Risiko R isiko operasional adalah risiko yang antara lain disebabkan ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional Bank . Berikut penjelasan dari  4 faktor penyebab risiko :        Siapa itu Risk Owner ? Setiap orang adal...

Transformasi Peran Pimpinan dalam Menghadapi Era Digital

Dunia sedang mengalami perubahan radikal dan disrupsi terutama dari sisi digital. Bahkan saat ini, bertemu di dunia maya sudah bukan sesuatu yang asing, kalimat metaverse pun sudah sesuatu yang lumrah dan menjadi proyeksi bisnis yang menjanjikan. Tentunya hal seperti ini perlu disikapi dengan baik dan menuntut pendekatan baru terhadap pola kepemimpinan dan strategi bisnis. Saat ini juga generasi milenial mendominasi angkata kerja di Indonesia. Hal ini didukung dengan usia yang masih sangat produktif untuk bekerja. Generasi ini memiliki perspektif yang berbeda dalam bekerja. Sumber : Millennials in the workplace- www.adperfect.com, 2019 Lalu, Bagaimana Peran Pimpinan? Dengan kondisi seperti ini, maka mendorong perubahan cara kepemimpinan untuk mampu beradaptasi dengan perubahan. Terdapat 2 gaya kepemimpinan menurut Stephen J Skripak (Fundamental of Business) yaitu : transactional & transformational leadership.  1. Transactional Leadership  Pemimpin transaksional menjalanka...